Minggu, 30 September 2007

happy is the people without history

Apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran?

"Hidup adalah penderitaan," kata Buddha dan manusia tidak bisa lepas daripadanya

Bagiku kesadaran akan nilai sejarah adalah akan hidup dan kesia-siaan nilai-nilai. Memang hidup seperti ini tidak enak. "Happy is the people without history," kata Dawson.

(Soe Hok Gie, 19**)

Kedua kalinya saya menyunting penggalan puisi ini, hari yang sama. Bukan tanpa alasan. Dalam penggalan tulisan yang lain tertulis (Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda)

Ternyata, kita sendirilah yang membuat diri kita tidak punya arti. Kelakuan dan tingkah laku kitalah yang membuat diri kita tidak dicintai. Kata-kata yang terucap, polah yang terlihat. Dan ternyata... Kita telah membunuh diri kita sendiri, tanpa disadari.

Barulah saya kini merasakan kesepian yang dirasakan Soe dulu. Dalam penuh kehampaan pencarian, dia tapakkan langkah kakinya... Tapi, dengan suasana yang berbeda.

Saat-saat kita melakukan pilihan-pilihan dalam hidup. Kita dibenturkan dengan sekat-sekat sejarah belang yang pernah kita kerjakan. Apakah memang manusia tidak boleh salah? Apakah manusia tidak boleh berubah... dan hidup selamanya pada zona masa lalunya.. Manusia penuh dengan sejuta judgement.. dimanapun...

Sehingga, apa yang dirasakan oleh para mantan napi atas sikap masyarakat lah yang menghentakkan mereka kembali berkumpul di 'rumah bersama' lagi. Tidak ada kasih sayang. Tidak ada kata maaf. Tidak ada kesempatan satu, dua, dan selanjutnya... Semua berhenti dengan kata cukup sudah... atau dengan kata yang cukup populer... Tiada kata maaf bagimu...

Kesalahan-kesalahan yang pernah tampak, tidak boleh dihilangkan... Biarlah pelakunya merasakan buah perbuatannya. Demikian kata mayoritas masyarakat. Hampir-hampir tiada kasih sayang diantar mereka, atau bahkan mungkin mereka seolah tidak pernah saling kenal. Manusia memang aneh. Semua dinilai selalu dalam perspektifnya, ya.. itu salah... yang ini yang benar.. Kamu.. Salah... Kamu yang benar.. Atau, kamu gak bisa *********.. No compromise.

Tapi, kali ini.. Saya pikir saya cukup fair. Saya memang pernah, atau bahkan selalu berbuat dan kadang mengulang kesalahan. Saya manusia, butuh perhatian dan cinta. Kalaupun ternyata, banyak yang tidak bisa menerima kesalahan yang pernah ada, meski untuk sebuah kesempatan.. It's FINE.. Itupun tanggung jawab saya. Anda pun berhak menganggap saya tak pernah ada di muka bumi. Dan itu, bagi saya tidak menjadi masalah.

Merasa tidak dicintai walaupun kadang merupakan kenyataan, adalah hal yang biasa. Bertambah satu, dua atau lebih lagipun... Bagi saya, tidak masalah...
Sejarah memang kejam... atau Manusia memang kejam.

Happy is the people without history, soe hok gie pernah berkata.

manusia dan zombie modern

Apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran?

"Hidup adalah penderitaan," kata Buddha dan manusia tidak bisa lepas daripadanya

Bagiku kesadaran akan nilai sejarah adalah akan hidup dan kesia-siaan nilai-nilai. Memang hidup seperti ini tidak enak. "Happy is the people without history," kata Dawson.

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai benar dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas agama, ormas, atau golongan apapun.

Saya memutuskan akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah kepada kemunafikan.

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi, dll. Setiap tahun adik-adik saya dari sekolah menengah datang. Mereka akan menjadi korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.

Bagi saya kebenaran bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.

Bagi saya ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dan dapat merasai kedukaan.

To be a human is to be distroyed.

Mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.

I'm not an idealist anymore, I'm a bitter realist.

Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.

(Soe Hok Gie, 19**)


Terkadang hidup memang menyesakkan. Kita seolah hidup diantara tataran-tataran idealis utopis yang kejam. Saya sepakat dengan kata Soe (Hok Gie), kita melakukan ini semua pada paparan yang sangat unfair. Semua diukur dengan kata bernama kenyamanan. Tidak Lebih. Seolah semua orang yang tidak sesuai dengan kita, adalah penjahat. Setiap perbuatan yang menyakiti kita adalah kejahatan.

Adalah benar, kita diciptakan dalam bingkai human socialist. Bukan sebagai Malaikat. Tapi, disanalah seharusnya arah hidup kita juga berlandas. Karena ada keinginan bagi kita untuk dicintai dan diperhatikan. Lalu apa yang pernah kita lakukan. Kita bahkan tidak peduli dengan orang yang ada disekitar kita. Kita berubah menjadi zombie-zombie berjalan tegak dalam bayangan sekuler bernama modern. Hanya berharap dan merasa, bahwa hanya kita yang butuh cinta dan kasih sayang. Orang lain, tidak?? Mungkin.

Kebenaran itu sendiri, kini hilang batasannya. Seolah setiap orang bisa mengklaim, ditangan merekalah kebenaran itu berada. Ada orang-orang yang bergerak atas nama Partai Agama dan berjalan dengan kacamata kudanya. Ataupun golongan-golongan lainnya. Benarkah kebenaran hanyalah mutlak monopoli mereka. Ini sangat naif. Benar, agama adalah bingkai. Tapi, kebenaran tetaplah kebenaran. Mungkin juga, alasan bergerak kelompok tadi karena yang paling mendekati kebenaran adalah agama. Tapi sekali lagi, kebenaran tetaplah milik kebenaran itu sendiri.

Hendaklah nilai-nilai kebenaran merasuk dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin jamaah saya, jamaah anda, ataupun jamaah kita sedang dalam kebenaran dalam bimbingan ustadz/guru/pimpinan kita masing-masing. Tapi, suatu saat mereka pun bisa salah. Berpeganglah pada nilai yang lebih haq. Karena, setiap kekuasaan yang mutlak cenderung korup (Lord Action), dan jamaah termasuk didalamnya. Dengan berbagai bentuk jelmaannya.

Kampanye Anti-Bugil Depan Kamera


















Mencermati kasus peredaran film porno amatir yang dibuat dengan berbagai peralatan kamera dan ponsel setahun belakangan ini, kami dari Tim Kerja Gerakan 'Jangan Bugil Depan Kamera' menggelar kampanye via internet berjudul:

"ANAK MUDA INDONESIA: JANGAN BUGIL DI DEPAN KAMERA!"

Sabtu, 29 September 2007

Bulan yang memerah malam tadi...

Sudah lima malam terakhir, kulihat rembulan bersinar secara mandiri... sendiri. Tidak seperti biasanya. Ya... malam-malamnya kini.. selalu sendiri, tidak ada iring-iringan awan yang berarak sambil memberikan semangatnya kepada sang bulan untuk terus berjalan mengarungi malam-malamnya, seperti biasanya.

Sudah lima malam terakhir pula, rembulan tidak lagi bersanding dengan keramaian bintang-bintang yang asyik bercengkrama. Memang terdapat beberapa rombongan bintang terlihat berkumpul.. Tapi, mereka tampak enggan untuk menyapa sang bulan.

Hanya sesekali kulihat, beberapa makhluk yang berani untuk menyapanya. Ada satu-dua ekor kodok yang bersenandung mencoba memuji sang bulan, mungkin dikira bulan bisa dimintai hujan pikir mereka. Terkadang juga, ada codot iseng untuk mencoba menakut-nakuti dengan sesekali terbang menikam menukik ke arah sang bulan. Juga ada, sang angin yang setiap hari-nya bersama-sama awan, kini, lumayan sering menyapu lembut sang bulan... meski dia tidak membawa temannya 'sang awan'...

Entahlah, terjadi sesuatu diatas sana. Tiap-tiap mereka enggan bersapa dengan sang bulan.

Angin sempat punya berita, sang bulan terlalu angkuh.. atau terlalu ego diantara keheningan malam yang lewat. Sehingga... kini, tiada yang benar-benar ingin berteman dengan bulan. Semua tampak palsu. Basa-basi yang terlontar persis seperti gaya bicara politisi yang menyebarkan omongan kosong yang bau.

Kini, para awan enggan bersapa dan beriringan jalan. Bosan, mungkin. Atau mungkin merasa sudah habis bahan pembicaraan, termasuk bicara wanita, cinta dan alam gaib. Semua sudah habis dibahas..

Entahlah, tapi malam ini sang bulan tampak memerah sinarnya. Mungkin dia bersedih. Atau mungkin dia, malu. Yang jelas, tidak seperti malam2 sebelumnya. Hingganya, seluruh benda yang disinarinya malam itu, ikut-ikutan merah.

Adakah yang tau jawaban tentang kenapa cahaya sang bulan malam ini yang memudar??
Adakah yang mau mencoba bertanya kepada sang bulan, tentang keangkuhannya??
Adakah yang ingin sedikit berbagi cerita tentang indahnya perjalanan malam esok dalam bingkai bukan kebohongan bersama sang bulan??

Sang bulan, kehilangan cahaya malam ini.. Mungkin esok malam, juga. Atau jangan-jangan untuk selama-lamanya.

******--******
Kemarin malam, sang bulan ingkar dari konferensi satelit-satelit tata surya berkala. Tak ada laporan mengenai alasan yang sampai kepada tetua Matahari. Sang bulan, tidak diketahui keberadaannya..

Kali ini, sang bulan benar-benar hilang dari pandangan sekitarnya.
Entahlah, akankah sang bulan akan kembali bersenyum dan ramah sinarnya..
Bersama sama berjalan menyebarkan cahaya lembutnya untuk semua. Secara bersama-sama, berbagi atas kebahagiaan.

Tiada yang tahu dimana sang bulan berada??
*******-*******

Fren.... I'M sorry...

Assalamualaikum...



Sedih bila kuingat tentang diriku
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu... hilang canda tawamu

Tak ingin aku begini, tak ingin begini...

Sobat, rangkaian masa yang telah terlewat..
buat batinku menangis...
Mungkin karena egoku.. mungkin karena ego(ku)..

Maaf aku buat begini, maaf aku begini...

Bila ingat kembali...
Janji persahabatan kita...
Takkan mau berpisah karena ini...

Pertengkaran kecil kemarin..
Cukup jadi lembaran hikmah...
karena aku ingin tetap Sahabatmu...

==============-----===============

Rabu, 26 September 2007

Insiden sebelum PBC

Upss...
Ada yang kelewat untuk disampaikan...
Jujur ada sebuah kejadian yang membuat diri ini malu, sampai hari ini.

Kejadiannya di Klinik HPA Al-Wasi'i. Tepatnya beberapa waktu sebelum keberangkatan rio ke Jakarta Pusat dalam Program PBC, 8-9 Sept 07.

Terus... Bagian yang mana yang agak aneh??

Ada sebuah kesalahpahaman yang sangat mungkin terjadi, dan sebenernya membuat rio ngerasa nggak enak, beneran loh..

Terjadi karena, cara penyampaian yang mungkin dilakukan oleh 2 orang akhwat yang (mungkin) kurang mengerti bagaimana seharusnya mengelola hubungan ikhwan-akhwat dengan BENAR.

Secaralah, tidak ada yang sebenarnya salah kalau saat itu saya akan pulang dan berujar untuk sekedar titip salam saja bagi temen2 yang hari itu hadir. Tetapi, kemudian yang terjadi begitu deh.. Seolah proses salam tadi seolah, mungkin, rio punya rasa sama seorang akhwat yang kebetulan sedang berada diluar sejenak. Aneh Kan..

Bener sih. Tergantung kitanya juga menyikapinya gimana. Tapi, yang jadi persoalan tak lama dari itu... Kondisinya membuat, rio merasa sedikit kikuk untuk berinteraksi dengan akhwat tadi.. Dan nampaknya, beliau juga jadi agak canggung, dari semestinya.. Padahal sudah cukup kenal... Ini mungkin terlihat, dari beberapa pertemuan di klinik maupun luar klinik... Ya... agak gimana gitu... Maaf... Maaf...

Hahh...
Semoga juga, ini semua cuma perasaan rio aja kali ya.. Semogaa... Amiiinnn

Sekaligus juga ini semoga jadi bahan tidak langsung, untuk tabayun atas kondisi yang ada. Terutama bagi para Tim Leader HPA Cab.Lampung yang lain... Atau juga, Kepada seluruh pihak yang merasa mengetahui keberadaan cerita/isu/gosip yang berkembang sebelum ini..

Wue hehehe... Kayak seleb gitu...
:)

Hidup.... apa ya... ah pake yel HPA Indonesia aja deh...

HPA :::: JIHAD..

HPA :::: JIHAD..
HPA :::: JIHAD..
RADIX :::: GEMPUR
TAKBIRU :::: ALLAHU AKBAR!!!



Pusing... puising... pusiiinngg....

Waaa....
Mata terasa berputar tiada henti, semua bergoyang.. Gempa... mungkin juga iya...
Kuping terasa panas menyimak, suaranya bagai deru angin menyisir pohon... kencaangg..
Lidah berasa kelu, ujungnya bercabang dua seperti ular, tapi kedua ujungnya kini terikat dengan gaya ikat sepatu... tidak indah, selayaknya pita si cantik yang berias.
Entahpun kaki berpikir... bumi enggan disinggahi, meski sesaat...

Entah kenapa...

Tangan terhenti pada tiap kata di Papan kunci, mencoba merangkai atau sekedar menerka apa yang hendak dikata oleh sang hati... Tentang apa...

Semua terasa.. berputar... persis gasing anak-anak modern yang tidak butuh hentakan awal.
Sebenernya... kaki... tangan... hati... semuanya... semua terasa mati... tak terkendali...

Tadi, rabu siang, ada rapat.. di wasi'i... tapi... semua berceloteh... persis lebah yang berkumpul di sarang, berdiskusi tentang masa depan mereka...
Tapi... saya nggak sedikitpun paham apa yang mereka bahas..... Nggak ngeh... apa yang mereka bicarakan...

Semua begitu berbeda... terasa...
Semua begitu terasa... berbeda...
semua terasa begitu... berbedaa.
semua berbeda begitu...terasaa..
haa...gghh.....


Enyah......... Jangan ganggu... aku........
Semua sudah terasa complicated...
semua terasa memuakkan....
terasa membosankan.....

Ada yang punya solusi????
Kamu mungkin....

Hmmm....
Kayaknya nggak deh... Soalnya kamupun belum tentu bebas masalah...
Karena ternyata kita sama-sama bermasalah...

Kalau gitu...
HiduP MASALAH....
HIDUP KEHIDUPAN...
HIDUP FATAMORGANA....


Akankah kau masih akan berkata...
kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua... (fren...)
kecuali dalam Cinta
(Sebuah tanya - Soe Hok Gie )

Senin, 24 September 2007

menjadi seorang pengkhianat...

AstaghfiruLlah...
Teramat sangat diri ini haturkan maaf yang sesungguhnya atas kelalaian dalam melakukan berbagai posting...

Tidak sedikit, komentar terkirim ke rio atas beberapa posting. Tapi melihat kondisi ini, ternyata rio baru menyadari bahwa hari ini, rio bener-bener menjadi seorang... pengkhianat...

Di... beberapa blog yang memunculkan kontroversi...
Terdapat beberapa himbauan untuk sedikit tidak 'bawel' untuk mengkomentari keadaan terkait yang saya angkat... but... I'm really sorry.. i've never mean thats.

Mungkin, rekan-rekan akan bertanya-tanya tentang keberadaan beberapa posting yang mendadak berubah... but, inilah yang rio rasa terbaik dan fair... biarlah kemudian, kita dapat menilai dengan kacamata yang lebih objektif.

Yang tertulis, dan yang tertuang dalam berbagai posting merupakan hasil kreasi 'gila' yang diinspiratori oleh penduduk dunia 'kecil'ku.. Kadang berujar terlalu, tidak melihat dalam sudut bijak yang terbaik.. Bahkan terlalu liar dan ... egois... hanya tuk memenuhi hasrat selfish... Padahal seorang al-akh pernah berujar... ihfadz lisanik... ihfadz lisanik... ihfadz lisanik... Dan ternyata saya belum berhasil...

Maafkan aku, untuk kesekian kali...
Kuraih hatimu, dan kupatahkan lagi...
Ku harap kau bisa pahami, saat akan berucap ini...
(Jikustik - Aku, Kau dan Kereta..)

Ya akhii, nasitu bi kalimati kharajii...
Syaddati lisani, lahfidza qolbukii..
Fi thariqi dzunubi, ma fa'alii nutakhirih..
bisyababi lahfidza lisani...
ikhlashi hadz, ya.. akhiii
ikhlashi hadz, ya.. akhiii
ikhlashi hadz, ya.. akhiii

Sabtu, 22 September 2007

Rio Ferdinand's First Meet Story

Tulisan ini dibuat setelah teringat beberapa tanggapan terkait dengan Perjumpaan beberapa orang dengan saya.

Saat pertama kali berjumpa, entah sudah berapa banyak orang yang sudah merasakan, mereka merasa makhluk yang nama Rio Ferdinand bin ***** ******** (edit, penulis) punya kesan kurang bersahabat. Beberapa berpendapat lain, orangnya songong alias sombong, gak bisa di ajak temenen, dan pokoknya segudang hal lain yang membuat mereka ilfil (ilang filing, entahlah ibu mana yang keilangan filing {piring}nya).

Ada temen, yang ngaku juga ngeliat orang satu ini (rio maksudnya) itu sok-sokan gitu. Ada pernah yang komentar dalam hatinya: "ni orang pake-pake name Tag, ketuplak Pansus, sok-sokan" padahal waktu itu memang kebetulan jadi ketuplak pansus pemira FE Unila. Tapi memang iya sih, mungkin beliau komentar gitu karena waktu itu rio lagi gondrong dan gak banget deh kalau jadi ketuplak nya.. Nah lo..

Terus ada juga yang menyatakan, rio itu humoris (walaupun kadang disebut jayus), tapi... kalau di Ekonomi yang merasa kenal ama Nugroho... pasti mereka komen juga ke Nugroho, "kok nular-nularin jayus nya ke Rio sih nug.." alias ternyata menurut mereka, ada yang lebih jayus. Hehehe...

Terus ada juga yang berpendapat, rio tu gak pernah serius.. Untuk yang satu ini, gimana ya.. Kalau mau ngeliat face rio yang serius banget. Berarti sebenernya rio lagi stress 'tertekan' banget.. sampe-sampe gak bisa senyum sedikit.. padahal biasanya ketawa-tawa.. :)

Tapi, saudara-saudara, sobat-sobat, atau siapapun dirimu...
percayalah, rio ama ingin punya temen, sobat, saudara sebanyak-banyaknya. Rio tidak ingin bermaksud songong, ataupun unfriendly. Rio percaya bahwa sesungguhnya harta tak ternilai setelah Iman dan kesehatan adalah.... kalian....

Trims, Thanks, syukron, JazakaLlah
untuk
kalian/antum/kamorang/lu-lu pade
yang telah mau jadi temen, sahabat, temen, saudara
gw/ana/saya/rio

Ada yang mirip lagi gak ya??

Ada beberapa orang yang mengatakan saya mirip secara suara dan cara bicara, face, dan beberapa hal lain dengan seorang yang bernama Ardiyansyah Kahuripan. Beliau merupakan putra kandung Kepala DepAg Propinsi Lampung (bpk.Kahuripan) yang sekarang masih menjabat.

Mau lihat orangnya liat disini: (http://profiles.friendster.com/11373549). Saya juga belum pernah ketemu orangnya.. Katanya mirip 'bgt' sih. Pengen juga ketemu beliau.
Sedikit info yang didapat, beliau dahulu aktivis Rohis SMU N 2 Bandarlampung, masuk farmasi Unpad, juga merupakan putra Krui Lampung Barat, pernah menjabat sebagai Ketua BPM Unpad (kalo diUnila sekarang: DPM U KBM Unila). Apalagi ya.. lupa... Yang jelas, yang menyatakan kemiripan tidak satu-dua orang, tapi banyak. Ada ikhwah yang sekarang jadi Wapres II Unpad - Rendra PD (mahasiswa FIKOM 2003 Unpad) saat ada acara diLampung sekitar Januari 2006 dan saat rio nginep di kosan beliau di Jatinangor bulan Desember 2006 pun berlanjut.. Terus ada beberapa rekanan "ardi" juga yang pernah berada dekat, berujar hal yang sama.

Ada yang berujar, seorang 'akhwat' yang juga berujar bahwa rio mirip dengan 'mantan'nya terdahulu. Entah waktu jaman kapan rio juga kurang paham. Tapi, yang jelas orangnya bukan Akh Ardi. berarti sudah dua ya, yang mirip.

Ada lagi yang pernah rio inget mirip saat rio masih kecil. Kalau ada juga dengan iklan Layanan depdikbud (dulu) tentang GNOTA. Kalau gak salah yang iklannya, ada sekelompok anak SD saat sedang istirahat bermain gundu (kelereng) terus diluar pagar sekolah ada anak yang sedang memperhatikan anak-anak sekolahan tadi (kira2 yg dipikirkin ama beliau, kapan saya sekolah ya??), terus tiba-tiba mereka mendengar lonceng sekolah tanda masuk kelas, gitu materi iklannya. Nah diiklan ini, yang mirip ama rio itu, adalah yang anak diluar pagar sekolah tadi.. Gimana, masih inget belum??

Nah, denger pernah denger kalau katanya saat kita terlahir kedunia, ada 6 apa 7 gitu, orang yang sangat mirip dengan kita. Nah, dah ketemu tiga orang nih.. kapan yah bisa kumpul-kumpul. Tapi, sekali lagi itu cuma berita saja. Tentang kepastiannya WaLlahu A'lam.

Jumat, 21 September 2007

Pengalaman Tarawih keliling...

Assalamualaikum...

Wah.. tanpa terasa sekarang sudah tanggal 9 Ramadhan.. Artinya sudah 9 hari 9 malem kita didekap oleh bulan yang ramah lagi baik ini.

awalnya, banyak banget pengen meng-agendakan kegiatan-kegiatan. Salah satunya, sempet kepikiran untuk ikutan Tarawih di salah satu masjid aja, selama bulan ramadhan.. Tapi ternyata, kalau dirasa-rasa agak kurang enak... Jadi kemaren diputuskan untuk melakukan hal yang mungkin dirasa kurang lazim.. Yupp..

karena dengan silahturahim.. terus banyak temen, banyak rezeki dan panjang umur..

Kelilling tarawih... dari satu masjid ke masjid laen.. Ada banyak dinamika dan keragaman yang membuat diri kita bisa lebih bijak dalam menentukan sikap dan pilihan. Ada banyak corak yang ada di luar sana, di dunia yang mungkin kita satu bagian diantaranya... Di setiap tempat, di setiap masjid, terdapat kebiasaan dan perasaan yang berbeda...

Ada bahagianya juga, banyak belajar tentang hidup... Hidup itu cuma akan berarti dan akan terukur atas apa manfaat yang dirasakan oleh orang sekelilingnya.. Lebih dari itu, tidak ada. Saat kita ingin berarti terhadap lingkungan... sudahkah kita sadar, telahkah kita menjadi bagian yang sangat akrab bagi mereka... sudahkah silahturahim itu dijalin...

Kok.. nulisnya jadi gini ya.. sok philsophis... Tapi, terserah mau nyikapin gimana...
Cobalah untuk merasa keberadaan mereka yang ada Tanjungkarang, Kedaton, sukarame, rajabasa, kemiling.. Bagaimana mereka berjuang...

Oo..iya, ada beberapa catatan... saat tarawih di Masjid (duh lupa namanya) yang berada di samping poltabes Bandarlampung.. disitu banyak jamaah (entahlah mereka penduduk asli, atau sekedar mampir tarawih juga) kehilangan kasut alias sendalnya... trus di Masjid (lupa juga namanya) di daerah Nissan Kedaton (teknokrat dsk).. Ada perilaku gimana gitu... terus di masjid daerah kemiling, ada juga yang ngelakuin shalat jamaah lagi setelah jamaah yang lain membubarkan diri.. Entahlah itu shalat apa ya... Lupa untuk menanyakan...

Tapi, itulah realitas masyarakat kita... di satu sisi, terdapat orang-orang yang taklid buta atas ajaran para sesepuh mereka hingga alasan mereka berbuat pun tidak paham. sisi satu yang lain, ada juga orang-orang yang mirip seperti anak TK baru diajarkan tentang berwudhu oleh gurunya.. kemudian menemukan ayahnya dirumah berwudhu tidak dimulai dari tangan (tetapi langsung kemuka)... kemudian menyalahkan (setidaknya beranggapan) sang ayah telah salah. Disisi berbeda ada juga, orang yang kemudian melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan dengan amat bergantung pertimbangan pemikiran mereka... Tentu berbeda pula dengan orang-orang yang bahkan juga tidak mau sedikitpun berpikir tentang 'The Next World"...

Entahlah... Mungkin memang benar, jalan 'seru' ini jalan panjang tak kenal usai. Pangkalnya jauh, ujungnya belum tiba. Semoga kita dalam melihat keadaan yang tidaklah kemudian merasa putus asa melihat realita keadaan yang ada. Amin..

Ups.. ada satu hal terlewat...
ternyata baru rio sadarin, hich...hich... rio belum pernah buka puasa bareng keluarga dirumah... satu kali pun juga belum... sedihnya... Kapan ya.. buka puasa bareng orang-orang dirumah... Home, I missed you in all time..

Selasa, 18 September 2007

Bulan Ramadhan (Puasa), Bulannya pencurian...

Yupp.. Bulan puasa (Ramadhan) ternyata memang bulannya pencuri merajalela...

Tulisan ini dibuat bukan karena rasa sakit hati karena kehilangan sesuatu pas dimasjid diwaktu shalat tarawih... Bukan pula kehilangan hati karena di curi seorang wanita... Ataupun lebih lagi, kehilangan jati diri karena harus berjualan emperan di GOR saburai untuk belajar dagang...

Gak ada satupun..

Tapi sedikit terketuk dan tersegarkan kembali gara-gara melihat sebuah pamplet di Mading Masjid Al-Wasi'i punya judul yang Bulan Ramadhan Bulan Penuh Pencuri... Yah... lumayan mengingatkan lah...

Banyak hal yang mempaparkan yang terkait ini...

ini salah satu contohnya...
diambil dari salah satu blogg tetangga...

"Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri akan shalatnya. Mendengar perkataan ini, orang banyak bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana orang mencuri shalatnya itu? Berkata Rasulullah: Yaitu tidak ia sempurnakan ruku'nya dan sujudnya." (HR Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Qatadah)

Sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Muwaththa' Imam Malik, dalam suatu kesempatan Rasulullah bersabda, "Apa yang kalian lihat tentang peminum, pencuri dan pezina?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Kemudian beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang keji dan berdosa." Selanjutnya beliau menyambung perkataannya, "Seburuk-buruk pencuri adalah mereka yang mencuri shalatanya," dan seterusnya....

Dalam ilmu fiqih, shalat bagi kaum muslimin adalah fardhu 'ain. Artinya, setiap individu muslim wajib mendirikannya. Sebagai konsekuensinya, jika dikerjakan akan mendatangkan pahala, jika ditinggalkan akan terkenai sanksi dosa.

Kewajiban setiap muslim adalah mendirikan shalat, bukan sekadar mengerjakan. Ada beberapa perbedaan prinsip antara menegakkan dan mengerjakan. Pertama, mengerjakan itu berkonotasi rutinitas, sedangkan menegakkan berarti ada sesuatu yang dibangun dari awal atau ada yang bengkok kemudian diluruskan, yang tertidur dibangunkan. Atau lebih tepatnya, yang pasif diaktifkan.

Kedua, mengerjakan lebih menekankan pada aspek jasmani, sedangkan mendirikan, selain jasmani juga ruhani. Karena shalat tidak sekadar gerak badan, tapi gabungan antara gerak badan, lisan, dan hati secara bersamaan.Mengerjakan tidak dituntut kesempurnaan pelaksanaannya, sedangkan menegakkan memberi tekanan pada penyempurnaan syarat, rukun, dan kehadiran hati di dalamnya.

Dengan demikian, mengerjakan shalat jauh lebih mudah daripada mendirikannya. Siapa saja bisa mengerjakan shalat, tapi tidak semua bisa mendirikannya. Sedangkan perintah Allah kepada kita adalah menegakkan atau mendirikan, bukan mengerjakan. Semua perintah shalat dalam al-Qur'an selalu menggunakan kata aqiimish-shalah, sebagaimana firman-Nya:

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, akan mendapatkan pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS al-Baqarah: 110)

Untuk mendirikan shalat dibutuhkan sikap sempurna, meliputi segala kaifiyatush-shalah, baik syarat, rukun maupun wajibnya. Tak kalah pentingnya adalah menghadirkan hati pada setiap gerakan shalat, disesuaikan dengan ucapan lafadz-lafadz doa yang dibaca.

Di sini banyak orang yang kemudian lalai dalam shalatnya. Ia mengerjakan shalat, tapi lupa untuk menyempurnakannya. Dalam shalat mereka juga mengucapkan berbagai doa, tapi lupa menghayati maknanya. Antara yang diucapkan dan gerak hatinya berbeda, demikian juga gerak pikirannya. Ketika seseorang melalaikan hal di atas, berarti ia telah mengurangi takaran kewajibannya. Mengurani takaran itu sama halnya dengan mencuri.

Alangkah seringnya kita mencuri shalat.

Salah satu kegiatan yang palng sering dicuri adalah thuma'ninah, yaitu diam sejenak pada saat ruku' dan sujud. Pada saat ini tidak sedikit di antara kita justru terburu-buru. Baru sejenak tangan menempel di lutut ketika ruku', sudah bangkit lagi. Baru beberapa detik dahi menempel di lantai ketika sujud, sudah diangkat kembali. Bahkan banyak di antara kita yang dahinya belum sempat menyentuh lantai secara utuh sudah diangkat kembali.

Andaikata kita mengetahui fadhilah ruku' dan sujud, tentu kita akan lebih memperlambatnya. Saat ruku' dan sujud itulah hubungan seorang hamba dengan Tuhannya menjadi sangat dekat. Itulah saat yang paling tepat bagi kita untuk mengakrabkan diri kepada Allah. Kita berkenalan, berdialog, bermuwajahah. Pada saat ini seolah-olah kita sedang melihat Allah, jika tidak demikian, kita yakini saja bahwa Allah sedang melihat kita.

Duhai, sungguh merugi orang yang melalaikan shalatnya. Ia tidak memperoleh apa-apa, kecuali kelelahan saja. Itupun masih harus menerima balasan dari Allah, berupa celaan yang menghinakan, sebagaimana firman-Nya:

"Celakalah bagi orang yang shalat, yaitu yang lalai dalam shalatnya." (QS al-Maa'un: 5)

disadur dari: http://astaqauliyah.blogspot.com/2005/04/refleksi-shalat-tapi-lupa-makna.html
---- sekian ----

Jelaskan... Yuk mumpung lagi Syahrut Tarbiyah (baca: bulan Tarbiyah/pendidikan) sudah saatnya untuk kita benahin yuk shalat-shalat kita...
Semoga ini bisa kemudian mengawali perbaikan kehidupan kita yang lain...
Karena Rasul bersabda:

“Amal yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatanya rusak maka rusaklah seluruh amalnya yang lain.” (HR. At-Thabrani)

Jadi kalau nurut ku sih, karena kehidupan akhirat kan merupakan manifestasi kehidupan akhirat. Maka semoga aja kita ntar kedepan dapetin kehidupan yang lebih baik di Dunia dan Akhirat... Amin...

Minggu, 16 September 2007

Tolong... Virus merah jambu menyerang...

Alaikumussalam WarrahmatuLllahi wabarakatuh..


||Kutipan Started ||
Bukan cinta namanya jika mudah dimengerti dan terlalu rasional. Cinta memang harus irrasional. Sebab cinta bukan ruang kerja akal, tapi hati dan emosi. Cinta memberi efek pada tawa, tangis dan takut, bagimanapun bentuk emosi tersebut.

Dia, masuk dalam nominasiku. Tapi hmm… maaf… benar-benar sulit dijelaskan. Intinya, akhwat yang satu ini terlalu misterius, bagiku. Aku harus hati-hati sekali melangkah untuk mengambil dia. Aku harus menghargai seorang teman dekatku, yang kabarnya ingin juga mengambil dia. Azzamku untuk menggenapkan dien memang sudah tinggi, tapi pencapaiannya harus tanpa merampas mimpi seorang sahabat. Biar bagaimanapun, cinta akan lebih indah bila kita berani berkorban, dan tidak berhasrat memiliki.

Di taman ini, bunga mawar tidak hanya ada satu. || Kutipan Ended|| Caesar blog... somewhere..


Yupp.. satu kisah di atas saya rasa cukup mewakili keterhadiran Virus Merah Jambu mungkin juga Virus Merah Maroon di kalangan aktivis... Entahlah.. Virus yang sebenernya menurut saya pribadi, adalah virus yang lebih mematikan dari virus flu burung yang katanya sekarang sedang merebak..

Sangat berbahaya, Karena virus ini tidak membunuh sesesorang secara fisik, namun ia menghancurkan sebuah amal kebaikan serta mengkibatkan kehancuran dan kekalahan lantaran kemaksiatan yang dilakukan oleh mereka yang mengaku penyeru kebaikan.

Seperti halnya pesan dari khalifah Umar kapada para prajuritnya sebelum berperang bahwa sebenarnya yang ia takutkan bukanlah jumlah musuh yang banyak, persenjataan musuh yang lebih lengkap, atau jumlah kaum mukmin yang lebih sedikit dengan persenjataan yang lebih minim pula, namun yang ia takutkan adalah kemaksiatan yang kita lakukan. Terlebih, Mengingat perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan menegakkan dien Islam, memperjuangkan agama Allah, yang kemenangan itu amat sangat ditentukan oleh pertolongan Allah, dan pertolongan Allah itu akan muncul apabila kita dekat denganNya. Kalau kita banyak bermaksiat kepada Allah, maka bagaimana mungkin kita dekat dengan Allah? Kalau kita jauh dari Allah, bagaimana mungkin pertolongan itu bisa datang kepada kita? Apalagi Allah telah memberi peringatan kepada orang-orang yang tidak melaksanakan apa yang ia katakan dengan adzabNya yang luar biasa.

Entah kenapa juga, ternyata kenyataan yang berada disekitar saya hari ini membuat saya harus mendefinisi ulang kehadiran virus merah jambu yang sedang sibuk berkeliaran..

Cukup sedih, karena tidak sedikit rekan ataupun mungkin diri ini (juga) ikut permisif mengembangbiakkan virus itu... Sedih, jika harus melihat sekeliling.. dimana-mana berlalu terlihat semerbak dunia merah jambu.. Entahlah siapa yang salah... Ikhwannya kah?? Atau jangan-jangan Akhwatnya?? apa mungkin juga setan yang punya provokasi??

Mau lihat contoh dekandensi arti perjuangan para aktivis.. Dahulu, saat saya masih sangat belum mengenal arti ke-aktivis-an.. Pernah terjadi sebuah rumor hubungan persahabatan 3 orang sahabat yang ditengarai berbau merah jambu.. 2 orang ikhwan ditambah 1 orang akhwat.. Bukan saja timbul desas-desus.. Dahulu terjadi kegemparan akibat pemberitaan itu (entah bener gak ya ada VMJ nya, tapi sepertinya menurut saya sih enggak, penulis).. Dan masa inkubasi penetralan berita pun dilakukan cukup lama, sang ikhwan yang dituduh terlibat sempat menghilang selama 2 bulan dari aktivitas shalat fardhu jamaah di Mushala At-Tarbiyah.. Denger-denger berita, dia shalatnya di Masjid Fakultas Hukum... begitu pun akhwatnya... sedikit jarang terlihat saat itu..

Tapi Sekarang!! Lihatlah, bagaimana hubungan komunikasi yang begitu cair diantara aktivis berbeda jenis kelamin.. Lihat juga, betapa mereka tidak mempermasalahkan adab dalam berinteraksi di ruangan tertutup, terlebih pada area terbuka tanpa hijab.. Lihatlah.. bagaimana mereka pun hari ini, ternyata jauh lebih permisif melihat dan mendengar kondisi yang terjadi dengan para saudara-saudari mereka... Entah kenapa??

Beberapa hari yang lalu, seorang saudara bercerita tentang akhwat yang mengajukan dirinya untuk dilamar... Dan hubungan keadaan menjadi semakin rumit... Pada akhirnya, entah pilihan mana yang akan dia pilih.. yang pertama, kedua atau yang ketiga... Ada tiga jalur alternatif, Pertama jalur pernikahan ala PNS; kedua (full) wiraswasta; dan yang terakhir sedikit pertengahan keduanya, BUMN. Sekarang saya gak paham dimana beliau berada.. Entah memilih untuk terasing atau memang menjadi terasing dengan sendirinya... (Tarik nafas...) Ya Rabbi, ampuni hambamu yang lalai menjaga saudaraku ini... Ya Rabbi, janganlah kau palingkan kami setelah kami mendapat cahaya terang petunjukMu.. Sedih sekali rasanya hati ini..

Mengapa?? Mengapa sampai ada percikan percikan perasaan terlarang yang dapat membakar habis amalan-amalan kami ini... Mengapa?? Mengapa tidak ada satupun yang kemudian tanggap dan kemudian melakukan proses perbaikan... Ya Rabbi, hambaMu ini telah lalai... Rabbi, ighfirli min khataya.. Rabbi, unshur ikhwati min hadzal bala' ya rabb.. La haula illa minka.. Tsabit aqdamana fi hadzihil da'watak.. fi hadzihil sabilik.. Tsabit ya Allah.. la quwwata illa minka.. ya Rabb...

Ya Allah, Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berkumpul kerana mengasihiMu, bertemu untuk mematuhi (perintah)Mu, bersatu memikul beban dakwahMu, hati-hati ini telah mengikat janji setia untuk mendaulat dan menyokong syari’atMu, maka eratkanlah ya Allah akan ikatannya. Kekalkanlah kemesraan antara hati-hati ini. Tunjuklah kepada hati-hati ini akan jalanNya (yang sebenar). Penuhkanlah (piala) hati ini dengan cahaya Rabbani Mu yang tidak kunjung malap. Lapangkanlah hati-hati ini dengan limpahan iman/keyakinan dan keindahan tawakkal kepadaMu. Hidup suburkan hati-hati ini dengan ma’rifat (pengetahuan sebenar) tentangMu…… (Jika Engkau mentaqdirkan mati) maka matikanlah pemilik hati-hati ini sebagai para syuhada dalam perjuangan agamaMu. Engkaulah sebaik-baik Sandaran dan sebaik-baik Penolong.

Ya Allah, Perkenankanlah permintaan ini. (Do'a Rabithah.. para aktivis..) banyak2 baca ya..

ya Rabb... Semoga Kau tentramkan hati kami dengan setentramnya keindahan syariatMu.. Bukan dengan menyangka indahnya kemaksiatan kepadaMu.. Amin...

Teruntuk para saudaraku... saudariku juga...
Ayo tarbiyahnya benerin lagi... Gak wajib ikut Liqo' lagi kok.. Saya aja gak ikut liqo', cuma... Hahaha..
Terus... Ikutan masuk (lagi) dunia jihad ya... bergabung dalam barisan Mujahid dan Mujahid yang punya slogan 'Isy Kariman au Muts Syahidan... Remember, cuma karena Dia kita hidup, cuma untuk Dia pulalah kita berjuang...
(Takbiru... Allahu Akbar!!)




Kamis, 13 September 2007

Tilang, sidang, dan tawar menawar...

Assalamualaikum...
Sudah sebulan lebih tak kirim posting.. rindu ku tak kirim-kirim berita semacam ni lah. Kok rasanya kayak bahse malasie nie.. cakap dak cakap??

Iya... pingin share ini, tentang hari kemaren, persis 12 september kemaren.. rio ngikutin sidang di pengadilan Negeri I di daerah teluk (betung)...
ya.. rio ditilang karena kedapatan tidak memiliki/menggunakan kaca mirror alias spion.. kejadiannya sekitar tanggal 20an agustus.. ketangkep pas kena Operasi... di Jalur dua wayhalim.. wehh.. tumben2 nya juga distop... padahal biasanya lempeng aja.. Tapi mungkin supaya jadi bahan pembelajaran kali ya..

Semenjak pegang surat tilang, bukan satu-dua kali ada temen yang nyaranin tuk ngurus via temen2 kita yang di poltabes... atau bahkan kita bisa kontak Kasat intel-nya sekalian... (kan kemaren pernah jadi Menlu Unila)... :) tapi gitu... dengan banyak pertimbangan...
Ternyata, hati lebih memilih untuk tidak melakukannya... padahal seinget rio, presiden terdahulu ada yang ngurusin hal begituan pas motor keluarganya ditahan polisi.. Aneh... kayaknya rio lebih memilih, untuk lebih jujur aja deh mengakui kalo rio memang salah gak punya spion.. So, sudah seharusnya negara ini melakukan fungsinya dan mendapatkan pemasukan lewat jalur denda pelanggaran...

Kalo kita aja, yang katanya dai, ternyata berlaku hal yang sama seperti masyarakat umumnya.. kapankah kelak Indonesia lebih baik?? Mungkin juga, kebiasaan itu termasuk Korupsi kali ya??

Di sidang... Wehh yang ini lebih aneh lagi... setau yang pernah rio baca.. seharusnya ada tuntutan dari jaksa... nah... ini.. tau-tau hakim memutuskan kalo kita didenda -sekian- puluh ribu rupiah.. aneh kan... terus.. satu lagi kita bisa nawar... kemaren aja.. divonis kena 40rb+1ribu, terus ditawar dengan alasan rio mahasiswa... eh dikasi keputusan akhir 30rb+1ribu(uang admns perkara)... walah... aneh...
Tapi biarlah, mungkin ini jauh lebih baik daripada membudayakan korupsi dan sogok-menyogok dikalangan kepolisian kali ya... setidaknya... amin...

dari mana aja sih yang baca nih blogg??

Dengerin Album Jikustik - Siang